javascript:void(0)

Selasa, 24 Mei 2011

TERAPI JUS UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi termasuk penyakit yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda yang jelas sebelum adanya perubahan pada pembuluh darah di jantung, otak atau ginjal. Oleh karena itu banyak orang yang tidak menyadari kalau menderita hipertensi, mereka baru mengetahuinya ketika dokter mengukur tekanan darahnya saat cek kesehatan atau keluhan penyakit lain. Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila nilai tekanan darah sistoliknya di atas 140 mm Hg dan diastoliknya di atas 90 mm Hg. Penyakit ini menyerang satu dari sepuluh orang dewasa dalam hidupnya.
Tekanan darah tinggi sering disebut juga dengan ‘silent killer” karena jarang menunjukkan tanda-tanda dan jika diderita dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi. Secara extrem tekanan darah tinggi dapat merusak bagian dalam dari arteri yang kecil, kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan serangan jantung (jika terjadi pada jantung), kebutaan (jika terjadi pada retina mata), gagal ginjal (jika pembekuan darah terjadi di ginjal), dan stroke (jika pembekuan darah terjadi di otak). Stroke juga dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat hipertensi sehingga mengakibatkan pendarahan di otak.
Sekitar 90-95% hipertensi tidak diketahui penyebabnya secara pasti, keadaan tersebut disebut juga hipertensi esensial. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 5-10% diketahui penyebabnya yang disebut juga hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder antara lain disebabkan oleh penyakit parenkim ginjal, pembuluh darah ginjal, akibat pemakaian obat, kelainan endokrin, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat memperberat hipertensi, antara lain : stres, obesitas/kegemukan, makanan yang banyak mengandung garam, kolesterol tinggi, makanan yang diawetkan, daging kambing, buah durian, rokok, kopi, riwayat keluarga/genetik dan usia. Selain usia dan faktor genetik, faktor lainnya dapat dikendalikan atau dihindari dengan pengontrolan pola hidup sehat, seperti :
diet rendah garam dan rendah lemak
berhenti merokok dan minum alkohol
menghindari stres dan berolahraga sesuai kebutuhan
menurunkan berat badan bagi yang kegemukan
Konsumsi makanan yang mengandung mineral kalium dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
Banyak penderita hipertensi yang bosan minum obat penurun tekanan darah karena menimbulkan ketergantungan, apabila tidak minum obat tensinya tetap tinggi. Selain itu faktor efek samping yang ditimbulkan pada obat yang harganya murah sedangkan obat yang mahal banyak penderita yang tidak sanggup lagi membelinya. Karena berbagai alasan tersebut, penderita hipertensi mencari cara pengobatan lain yang lebih ekonomis namun minim efek samping yaitu melalui pengobatan alamiah dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran dan herbal.
Buah dan sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, serat dan zat-zat berkhasiat lainnya yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Selain untuk meningkatkan kesehatan, buah dan sayuran juga banyak dimanfaatkan untuk terapi pengobatan. Kandungan mineral, vitamin, karotenoid, dan komponen lainnya yang terdapat pada buah dan sayuran diantaranya berkhasiat sebagai antioksidan untuk mencegah kanker, mengatasi gangguan pencernaan, menurunkan kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Beberapa jenis buah-buahan dan sayuran yang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi antara lain seledri, ketimun, labu siam, selada air, lobak, tomat, belimbing wuluh, belimbing manis, semangka, wortel, pisang, apel, dan kiwi.
Berikut beberapa contoh terapi jus untuk menurunkan tekanan darah tinggi
1. Bahan :
200 gram labu siam
200 gram ketimun
Cara membuat : kedua bahan dicuci dan dipotong-potong, dimasukkan ke dalam juicer, airnya/sarinya diminum.
2. Bahan :
100 gram Seledri jenis kecil
100 gram selada air
100 cc air dingin
Cara membuat : semua bahan dicuci dan dimasukkan ke dalam juicer atau diblender dan disaring, airnya diminum untuk 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
3. Bahan :
250 gram belimbing manis yang matang
250 gram semangka
Cara membuat : semua bahan dijus, airnya diminum. lakukan secara teratur 2 kali sehari.
4. Bahan :
250 gram wortel
50 gram seledri
2 siung bawang putih
100 cc air dingin
Cara membuat : semua bahan dijus atau diblender dan disaring, airnya/sarinya diminum.
5. Bahan :
100 gram pisang ambon
150 gram tomat
150 gram jeruk mandarin
100 cc air dingin
Cara membuat : semua bahan diblender, diminum.
6. Bahan :
2 buah mengkudu matang
Cara membuat : mengkudu dijus, sarinya diminum.
7. Bahan :
60 gram pegagan segar
100 cc air matang
Cara membuat : pegagan dicuci bersih, diblender hingga halus, disaring. Diminum airnya.

Catatan : pilih salah satu resep/terapi jus dan lakukan setiap hari secara teratur. resep dapat diganti-ganti.
Sumber: hembing
========
Ok selamat mencoba .. Semoga ANDA cepet sembuh… dan jangan lupa pola istirahat dan makannya dijaga.. dan kalo bisa rutin olah raga.. jalan2 saja kalo pagi…

Minggu, 08 Mei 2011

Ayo makan lele

 
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).

Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes (Wikipedia, 2008).

Lele itu termasuk omnivora, pemakan segala jenis makanan, termasuk faeces kita. tapi, selaen itu, dia punya manfaat yang cukup banyak antara lain :
  • Sebagai bahan makanan
  • Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
  • Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makananalami ikan lele.
  • Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
  • Nilai gizi ikan lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan karena tergolong makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang relatif tinggi Dalam setiap 100 gram, kandungan lemak ikan ini hanya dua gram, jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi (14 gram), apalagi daging ayam (25 gram).
  • Selain kaya zat gizi, lele juga membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak.
Jadi… kenapa mesti jijik makan lele? bisa diliat sendiri betapa banyak manfaat yang dihasilkan oleh lele. HIDUP LELE!!!

Ayo ngupil, ada manfaatnya lho

Dokter spesialis paru-paru asal Austria Prof Dr Friederich Bischinger pernah menyarankan orang untuk makan upil (kotoran hidungnya) sendiri karena diklaim bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

Penemuan Prof Bischinger tahun 2004 itu sempat menjadi kontroversial. Banyak orang awam dan paramedis yang menolak mentah-mentah teori Prof Bischinger dan mengatakan teori itu tidak masuk akal.

Alasannya upil adalah kotoran yang menjijikkan karena lendir kering itu justru menjadi sampah karena berbahaya masuk dalam tubuh. Jika makan upil sama saja dengan makan semua organisme atau bakteri yang harusnya dikeluarkan melalui hidung. Tapi menurut Prof Bischinger mengupil dengan menggunakan jari-jari sendiri adalah sesuatu yang sehat, menyenangkan dan lebih sesuai dengan tubuh manusia.

"Mengupil dengan menggunakan jari sendiri tentunya bisa menjangkau tempat yang tidak bisa dicapai jika menggunakan sapu tangan. Selain itu juga bisa menjaga hidung agar tetap bersih," ujar Prof Bischinger, seperti dikutip dari DailyTimes, Selasa (27/4/2010).

Upil itu sendiri terbentuk dari kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung melalui proses pernapasan. Debu dan kotoran yang masuk ke hidung ini akan disaring oleh filter atau bulu-bulu hidung. Kotoran yang tidak tersaring akan ditangkap oleh lendir yang ada dihidung. Lama kelamaan lendir ini akan mengeras dan terbentuklah upil.

"Makan upil kering adalah cara yang bagus untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Secara medis itu masuk akal dan hal yang wajar untuk dilakukan. Dalam sistem kekebalan, hidung adalah filter yang menyaring banyak bakteri menjadi satu dan ketika campuran ini tiba di usus akan bekerja seperti obat," kata Prof Bischinger.

"Obat moderen selalu berusaha untuk melakukan hal yang sama dengan metode yang jauh lebih rumit, orang-orang yang mengupil dan memakannya secara alami mendorong sistem kekebalan tubuh mereka secara cuma-cuma," imbuhnya.

Mengupil merupakan kegiatan yang positif karena membantu membersihkan hidung dari kotoran. Hal ini tentu saja membuat seseorang bisa bernapas lebih baik karena tidak ada yang menghalangi jalur pernapasan.

Prof Bischinger menunjukkan saat masih kecil anak-anak senang untuk mengupil hidungnya sendiri. Tapi saat beranjak dewasa kebiasaan ini mulai terhalang oleh adanya tekanan dari masyarakat yang menganggap hal tersebut adalah suatu tindakan menjijikkan dan anti-sosial.

Hasil ini memang cukup mencengangkan, karena selama ini orang menganggap kalau upil adalah suatu kotoran yang harus dibuang dan bukan untuk dikonsumsi. Tapi bagi Prof Bischinger, upil juga bisa bertindak sebagai vitamin yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.

Dr. Agus Subagio, Sp THT, dokter spesialis THT yang praktik di RS Puri Indah Jakarta mengaku tidak bisa memberikan komentar apakah penemuan ini terbukti menyehatkan atau tidak. Namun diakui Dr Agus bahwa Prof Bischinger adalah orang yang sangat disegani di dunia medis karena banyak penemuannya yang bermanfaat.

"Banyak teori-teori bedah sinus berasal dari penemuan Prof Bischinger, tapi kalau masalah manfaat upil saya belum paham," kata Dr Agus seperti dikutip dari detikHealth, Selasa (27/4/2010).

Tapi pada dasarnya lanjut Dr Agus, tubuh manusia diciptakan sempurna dengan sistem pertahanan yang canggih dan berlapis-lapis. Mulai dari bagian luar hingga bagian dalam terdapat sistem pertahanan tubuh masing-masing.

Senin, 02 Mei 2011

matematika = sastra

by Akmal Nasery Basral

Di bawah ini adalah salah satu wawancara paling inspiratif yang pernah saya lakukan sebagai wartawan. Jangan dilihat profesi Hadi Susanto sebagai doktor matematika muda yang cemerlang di dunia internasional sekarang. Tapi bagaimana perjuangannya dalam mewujudkan mimpi itu yang menurut saya luar biasa. Betul-betul tak mudah dijalani, menderita lahir batin, tetapi semua dijalaninya dengan tekun.

Mungkin tak terbayang jika melihat para muridnya saat ini (yang sebagian besar mahasiswa pascasarjana Eropa) hanya beberapa tahun lalu, Hadi pernah menyambung hidup dengan mendatangi banyak resepsi perkawinan orang yang tak dikenalnya setiap Sabtu-Minggu, hanya supaya bisa makan. Atau bagaimana karena tak punya uang untuk naik kereta api  kelas ekonomi, dia tak keberatan duduk di kereta barang dengan gerbong sesak penumpang tanpa lampu antara Lumajang-Bandung demi mengejar impiannya. Subhanallah.

Salam,

ANB


Koran Tempo, Minggu, 18 Mei 2008

Tamu 


Hadi Susanto: Kebangkitan Nasional Harus Dilakukan Setiap Hari

Tak banyak yang mengenal nama ini: Hadi Susanto. Ia tak beredar  di Tanah Air sejak awal milenium baru, hampir sepertiga dari umurnya yang baru 29 tahun. Apalagi untuk mendengar reputasinya sebagai salah seorang matematikawan muda yang sedang memahat nama di jajaran legenda pakar matematika dunia.



Hadi Susanto


Bahkan para pembaca novel superlaris Ayat-ayat Cinta karya  Habiburrahman El-Shirazy pun tak akan menduga bahwa Hadi Susanto yang menulis kata pengantar menarik di novel itu adalah Hadi yang di umur 27 tahun meraih gelar doktor matematika dari Universiteit Twente, Belanda, dan kini mengajar di Nottingham, Inggris.

Lahir di sebuah desa kecil di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Hadi mencecap pendidikan di SDN Kunir Lor 1, SMPN Kunir, dan SMAN 2 Lumajang. Saat di bangku SD, ia selalu terpilih sebagai wakil sekolah dalam lomba cerdas cermat di tingkat kabupaten. Anehnya, begitu bertanding nilainya hampir selalu nol. "Saya selalu grogi melihat anak dari sekolah lain yang selalu tampak keren dan bergaya," katanya.

Kini dunia berbalik. Banyak yang "grogi" melihat prestasi mahasiswa terbaik ITB tahun 2000 yang juga aktif berkiprah di
dunia sastra itu. "It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul," ungkapnya mengutip Sofia Vasilyevna Kovalevskaya (1850-1891), matematikawan- cum-penyair Rusia perumus teorema Cauchy-Kovalevsky.

Saat dikontak harian ini sebagai calon rubrik "Tamu" berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional 2008, pada awalnya Hadi menolak. "Saya membaca wawancara Koran Tempo dengan Pak Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina– Red.) lewat kiriman e-mail seorang teman. Saya tak sebanding dengan Pak Anies untuk menjadi `Tamu'," katanya dengan suara lembut di ujung saluran telepon internasional.

Akhirnya, Kamis lalu, calon ayah yang sedang menunggu kelahiran anak pertamanya pada Juli depan ini bersedia juga diwawancarai wartawan Tempo  Akmal Nasery Basral setelah berkorespondensi lewat surat elektronik dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

Mengapa menurut matematikawan muda yang 26 karya ilmiahnya sudah muncul di sejumlah jurnal internasional itu kebangkitan nasional tak akan terjadi jika hanya muncul dari perayaan yang timbul setahun sekali?

Petikannya:

Anda menyelesaikan kuliah dalam tiga tahun dan terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik ITB tahun 2000. Bagaimana ceritanya?

Sebetulnya masa kuliah saya hampir empat tahun. Yang kuliah saja memang tiga tahun, tapi memasuki tahun keempat saya mendapat kesempatan mengunjungi Belanda selama delapan bulan untuk mengerjakan TA (tugas akhir–Red.) di Universiteit Twente (UT). Begitu diwisuda, saya diumumkan terpilih sebagai penerima Ganesha Prize, Mahasiswa Berprestasi Utama ITB, dengan hadiah mengunjungi Belanda lagi selama tiga bulan. Oleh UT saya ditawari melanjutkan
kuliah di sana. Maka mulai Agustus 2001 saya mengambil program kombinasi MSc/PhD untuk periode empat tahun.

Tapi, selesai PhD Anda tidak kembali ke Indonesia. Mengapa?

Selesai dari Twente saya melanjutkan studi post doctoral di Massachusetts, Amerika Serikat. Saya mendapat visiting assistant professorship selama tiga tahun di University of Massachusetts (UMass), Amherst. Kewajiban saya mengajar dua kelas per semester selain tugas melakukan riset. Menjelang selesai di UMass, saya kirimkan sejumlah aplikasi ke universitas di Amerika Serikat dan Eropa.

Akhirnya, sejak Januari 2008 saya menjadi dosen di University of Nottingham, Inggris. Mengapa saya tidak segera
kembali ke Indonesia, karena saya ingin memperdalam dulu bidang ini. Apalagi sekarang istri saya sudah di sini. Juli mendatang, insya Allah, anak pertama kami lahir.

Anda terlihat begitu mudah meniti karier. Berpindah-pindah dari Belanda, Amerika Serikat, Inggris, sebagai doktor matematika, padahal usia Anda belum lagi 30 tahun. Apakah semua ini memang
semudah yang terlihat?

Tidak. Dua tahun pertama saya kuliah di ITB, kondisi saya sulit sekali. Saya tak bisa hidup hanya dari beasiswa, harus kerja juga. Uang kerja dan beasiswa yang saya dapatkan dibagi tiga:
untuk kebutuhan saya di Bandung, keperluan orang tua di Lumajang, dan biaya kuliah adik.

Tiap Sabtu-Minggu saya keliling hotel dan gedung resepsi di Bandung bermodal pakaian rapi. Tanpa tahu siapa
yang punya hajat, saya masuk saja ke pesta orang-orang kaya, yang penting bisa makan. Pernah juga setelah libur Lebaran, ketika kembali ke Bandung saya tak punya cukup uang untuk membeli karcis kereta ekonomi. Akhirnya, saya naik kereta barang, duduk di lantai gerbong bersama sekitar 100-an orang. Perjalanan sekitar 12 jam itu berlangsung malam hari dan tanpa lampu di gerbong saya. Gelap sekali. Mungkin kalau dituliskan bisa jadi  Laskar Pelangi (judul novel karya Andrea Hirata–Red. ) versi orang Jawa (tertawa kecil). Itu beberapa contoh besar. Kalau penderitaan lainnya banyak sekali.

Bagaimana Anda melewati masa-masa sulit itu untuk bersinar di ITB?

Berkat dukungan dan doa banyak orang. Ketika dosen kuliah agama Islam saya, Ustad Asep Zaenal Ausof, akan berangkat umrah, saya datangi dia dan minta didoakan khusus. Saat itu kehidupan saya sedang di bawah sekali. Usaha orang tua saya yang berjualan kain dan baju di pasar bangkrut total.

Kami terjebak rentenir sehingga harus jual sawah, dan akhirnya satu-satunya rumah yang kami punya persis menjelang saya lulus SMA. Begitu lulus SMA, saya sudah memutuskan untuk tidak kuliah, tapi keluarga saya, terutama ibu,
tidak setuju. Saya harus terus kuliah. Alhamdulillah, saya lulus UMPTN dan diterima di ITB, tapi untuk membayar uang masuk yang beberapa ratus ribu saja kami tak mampu. Akhirnya, saya putuskan lagi untuk tidak mendaftar. Tapi ibu saya berjuang terus sampai detik terakhir. Akhirnya ketika saya bisa berangkat ke Bandung, dalam hati saya cuma ada satu tekad untuk berhasil dan membahagiakan keluarga.

Apa yang menyebabkan Anda begitu tertarik untuk mendalami matematika?

Sejak SD saya suka mengamati bagaimana angka-angka bisa dimainkan dengan operasi-operasi yang saling berhubungan. Di SMP saya mulai menyadari bahwa dasar dari fenomena alam di sekitar kita bisa dirumuskan melalui matematika. Ketika sesuatu sudah dituliskan ke dalam persamaan dan rumus, sesuatu itu menjadi berada di tangan
kita yang bisa kita main-mainkan.

Tapi pencerahan saya yang sebenarnya terjadi di ITB ketika mengikuti ceramah agama yang disampaikan dosen astronomi Pak Mudji Raharto. Beliau salah seorang astronom yang sampai saat ini selalu menjadi rujukan dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadan. Ada satu bagian dari ceramahnya yang membuat saya terpana, bahwa alam semesta ini juga bisa dirumuskan dalam formulasi matematika. Saat itu saya berkata dalam hati, "Tuhan pasti ahli matematika!" Sejak itu pula saya melihat dunia ini seperti tersusun dari angka-angka. Mungkin seperti film The Matrix.

Tetapi mengapa bagi sebagian besar siswa Indonesia, matematika jauh dari pengalaman yang menyenangkan seperti yang Anda alami?

Matematika menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mayoritas siswa Indonesia karena pesan dari matematika itu sering tidak sampai. Jika kita belajar matematika sebagai sebuah hafalan, maka matematika menjadi tidak seksi lagi. Mempelajarinya menjadi sesuatu yang memberatkan. Tapi jika kita tahu bahwa yang dipelajari itu adalah, dan tidak lebih dari, "perumuman" dari masalah sehari-hari yang sudah kita kenal, maka matematika akan menjadi sangat menyenangkan. Di Indonesia ada beberapa matematikawan yang menguasai betul bagaimana membuat matematika menjadi menarik, misalnya almarhum Profesor Andi Hakim Nasution yang dulu rutin mengisi kolom di harian Republika dan almarhum Profesor Ahmad Arifin dari ITB.

Anda dikenal juga punya minat yang besar dalam sastra, misalnya dengan menulis kata pengantar novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy yang kini merupakan film terlaris di
Tanah Air dari jumlah penonton. Puisi-puisi Anda muncul di banyak antologi bersama. Bagaimana relasi antara matematika dan sastra ini berkelindan dalam kehidupan Anda?

Sebetulnya saya kenal Ustad Abik (nama panggilan Habiburrahman El-Shirazy– Red.) lewat internet. Saya waktu itu di Belanda, beliau di Mesir. Kami bertemu di pesantrenvirtual. com. Dari situ sering berdiskusi sastra. Menurut saya hubungan matematika dengan sastra sangat dekat. Untuk bisa menikmati keindahan matematika tidak hanya diperlukan logika, tapi juga perasaan, seperti halnya seni. Einstein mengatakan, "Pure mathematics is, in its way, the poetry of logical ideas."

Jadi seorang matematikawan pada dasarnya seorang penyair?

Kurang lebih. Dan itu bukan cuma pendapat Einstein. Sofia Kovalevskaya, wanita pertama yang mendapat pendidikan formal PhD di Eropa yang terkenal dengan teorema Cauchy-Kovalevsky, juga seorang penyair. Dia bilang, " 
It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul."

Karl Weierstrass, peletak dasar analisis matematika modern yang juga mentor Sofia, membenarkan ungkapan muridnya dan menambahkan, " It is true that a mathematician who is not also something of a poet will never be a
perfect mathematician. " Kalau kita percaya dengan ucapan Weierstrass ini, maka saya paling tidak penggemar sastra, karena belum bisa disebut sastrawan (tertawa).

Contoh-contoh yang Anda sebut itu dalam konteks apresiasi, bukan? Bagaimana dalam konteks kreasi atau penciptaan karya sastra?

Saya kira contohnya juga banyak. Bahkan Hadiah Nobel di bidang sastra pun ada matematikawan yang memenangkannya. Pada 1904, Hadiah Nobel untuk sastra diberikan kepada dramawan dan matematikawan Spanyol Jose Echegara y. Pada 1950, Nobel Sastra juga diberikan kepada seorang matematikawan, Bertrand Russell.
Dua orang ini disebut matematikawan karena mereka memang profesor matematika. Saya mendengar rumor bahwa pada 1999 seorang matematikawan, associate professor di University of New Mexico,

Gallup, juga sempat dinominasikan sebagai kandidat penerima Hadiah Nobel sastra.

Apakah relasi yang akrab antara matematika dan sastra itu juga terlihat di dunia Islam?

Ada, misalnya Omar Khayyam yang terkenal dengan Rubaiyyat-nya itu. Selain sebagai penyair, Omar Khayyam juga terkenal sebagai ahli matematika geometri yang mengoreksi postulat Euklid. Dan saya kira tema-tema seperti ini harus sering diperbincangkan.

Mengapa?

Saya lihat dunia anak muda di Indonesia terlalu banyak dijejali dengan tayangan infotainment, seakan-akan menjadi artis adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar bisa sukses dan terkenal. Ditambah dengan program-program pencari bakat yang menawarkan ketenaran instan yang tanpa disadari sering kali menipu.

Padahal dunia sains juga menawarkan gaya selebritasnya sendiri, misalnya setelah buku Sylvia Nasar A Beautiful Mind terbit, publik jadi mengidolakan matematikawan John Nash Jr. (A  Beautiful Mind sudah difilmkan dengan judul sama, dibintangi oleh aktor Russell Crowe sebagai John Nash Jr.– Red.) Bahan-bahan seperti ini cukup banyak. Saya sendiri terinspirasi untuk menulis polemik antara Sylvia Nasar dan Prof. Shing-Tung Yau, salah seorang jenius matematika saat ini yang juga aktif menulis puisi-puisi Cina. Konflik mereka sangat menarik di dunia matematika, tak kalah hebohnya dengan kisruh Maia-Dhani di televisi Indonesia (tertawa).

Seperti apa sih kalau selebritas matematika berseteru?

Konflik mereka dimulai ketika Nasar menulis artikel di  The New Yorker yang menuduh Shing-Tung Yau hendak mencuri kredit atas usaha Grigori Perelman yang berhasil memecahkan satu dari Millennium Prize Problems, yang untuk satu solusi dari masing-masing problem berhadiah satu juta dolar. Dari sini cerita
yang menggemparkan dunia permatematikaan internasional ini bergulir. Kisah ini, menurut saya, menarik untuk dibaca anak-anak muda di Indonesia, selain buku-buku matematika populer yang ditulis oleh mendiang Prof. Hans Wospakrik. Intinya agar generasi muda kita tahu bahwa pengertian idola dan selebritas itu bukan hanya dari kalangan artis.

Jadi, Anda mengharapkan ada semacam kebangkitan nasional, dari generasi muda khususnya, dalam memaknai masa depan?

Ketika kuliah di Bandung, saya melihat kebangkitan nasional itu hanya motto belaka bagi kawan-kawan yang berasal dari kalangan berada. Dan tidak mungkin perubahan besar yang diharapkan dari kebangkitan nasional itu akan muncul jika hanya dihasilkan oleh kesadaran yang muncul setahun sekali. Menurut saya, kebangkitan nasional harus dilakukan setiap hari, yaitu bangkit untuk bisa bermanfaat bagi orang banyak, minimal orang-orang yang bisa saya jangkau dengan kedua tangan saya, dengan membuat mereka bermanfaat pula bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan saling
menularkan kebangkitan seperti ini, saya kira, arti kebangkitan nasional itu baru menemukan maknanya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia matematika di Indonesia sekarang?

Profesor Achmad Arifin pernah bilang, "Matematikawan, khususnya aljabar, Indonesia masih berada pada taraf memahami pekerjaan orang lain, belum pada tahap mengembangkan. " Saya kira pendapat ini benar. Lihatlah bagaimana guru besar yang seharusnya menjadi ujung tombak dan tolok ukur kualitas penelitian justru sering kali minim kontribusinya di jurnal-jurnal internasional. Namun, sebagai orang yang sejak lulus S1 sampai saat ini belum pernah
tinggal di Indonesia, saya merasa tidak punya hak lebih untuk memberikan saran. Mesti begitu, saya tahu pasti ada banyak dosen dan periset di Indonesia yang terus memegang idealismenya. Mereka orang-orang yang sangat militan di tengah segala keterbatasan dalam melakukan penelitian. Pemerintah dan media massa harus membantu mereka.

Ada kisah-kisah yang lucu sebagai dosen matematika di luar negeri?

Aksen bahasa Inggris di Nottingham ini kan berbeda dengan di Massachusetts, jadi saya harus beradaptasi lagi ketika mengajar. Nah, kadang-kadang begitu ada mahasiswa saya yang bertanya, saya masih belum menangkap inti pertanyaannya, jadi saya bilang, "Coba ulangi lagi?"

Eh, mereka bilang nggak jadi. Mungkin mereka pikir dosennya ini ngetes apakah mereka yakin dengan pertanyaan sendiri
atau tidak (tertawa).

* * *



Nama: Hadi Susanto
Tanggal lahir: Lumajang, 27 Januari 1979
Istri: dr. Nurismawati Maghfira
Pekerjaan:Dosen matematika di University of Nottingham, Inggris
Pendidikan:

* MSc dan PhD dari Universiteit Twente, Belanda
* Sarjana Matematika ITB, Bandung


Penghargaan:
Ganesha Prize (Mahasiswa Terbaik ITB) 2000


Karya Sastra:
Puisi
* Graffiti Gratitude (YMS/Angkasa Bandung, 2001)
* Les Cyberletters: antologi puisi cyberpunk (YMS, 2005)
* Dian Sastro for President #3 (On/Off Book & Insist Press,
2005)

Cerpen
* Merah di Jenin (FBA Press, 2002)
* Jika Cinta (Senayan Abadi, 2004)
* Dari Negeri Asing (Syaamil, 2001)
* Graffiti Imaji (YMS, 2002)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons