javascript:void(0)

Senin, 28 November 2011

Tameng Alami Tangkal Flu

Inilah 'Tameng' Alami Tangkal Flu

REPUBLIKA.CO.ID,  Memasuki musim penghujan, salah satu penyakit yang paling sering diderita adalah flu dan demam. Untuk mencegah sakit demam, anda perlu meningkatkan kekebalan tubuh. Jenis-jenis makanan di bawah ini direkomendasikan oleh profesor gizi di Culinary Institute of America, Suki Hertz untuk dikonsumsi ketika sarapan agar kekebalan tubuh meningkat.

Jeruk

Jeruk mengandung vitamin C dan mengandung antioksidan yang kuat tapi rendah kalori.




T
elur
Kuning telur merupakan sumber yang baik dari mineral yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Protein dalam putih telur memiliki kandungan yang sangat tinggi. Mengkonsumsi telur, baik bagian kuningnya atau putihnya sangat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk memberikan sistem kekebalan tubuh yang baik, gabungan antara telur panggang, bayam dan tomat mungkin bisa dicoba.




Tahu

Tahu adalah protein yang lengkap. Olahan dari kedelai ini merupakan sumber kalsium dan asam lemak omega-3. Semua kandungan yang ada dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.



Pepaya

Pepaya memiliki kandungan zat anti-inflamasi atau anti radang. Pepaya juga sumber yang sangat baik dari vitamin C.Pepaya mengandung beta karoten, sebuah phytonutrisi yang dapat dirubah menjadi vitamin A dalam tubuh Anda dan menjaga mata dan kelembaban kulit.


Kiwi

Kiwi mengandung antara 90 dan 110 miligram vitamin C. Buah ini mengandung mineral yang penting untuk meningkatkan kekuatan otot dan saraf. Kiwi sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh karena mengandung  flavonoid dan karotenoid sebagai antioksidan yang membantu kesehatan pernafasan, dan jantung.


 

Keju lembut

Keju mengandung selenium, antioksidan kuat yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

 

Kentang dan dendam

Suatu waktu, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik ke sekolah. Kemudian, dia meminta setiap anak untuk memasukkan satu kentang berukuran kelereng yang  telah disediakan kedalam kantung untuk setiap orang yang berbuat salah pada mereka dan tak mau mereka maafkan. Kantung itu harus mereka bawa selama satu minggu.
Anak-anak diminta menuliskan nama orang itu dan tanggal kejadian pada kulit kentang. Dan kantung tersebut harus dibawa kemanapun mereka pergi selama satu minggu penuh. Kantung itu, harus berada di sisi mereka saat tidur, di letakkan di meja saat mereka belajar, dan ditenteng saat berjalan. Menjadikan kantung itu sebagai teman mereka. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, namun tidak sedikit juga yang memiliki plastik kelebihan beban.
Hari berganti hari kentang itu makin membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu itupun selesai.
Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.
=============
Sahabat, ada hikmah dibalik cerita ini. Saat kita tidak mau memaafkan seseorang, maka itu seperti kita sedang membawa beban. Iya, membawa beban di hati kita.
Memberi maaf adalah lebih mudah dan ringan daripada membawa beban yang akan memperlambat pikiran juga gerak kita. Iya, memperlambat. pikiran yang seharusnya memikirkan hal lain, harus terisi sebagian oleh siapa dan kenapa kita tidak memberi maaf.
Saat kita menyimpan dan memendam kemarahan, dendam, maka sebenarnya kita sedang membawa kebusukan dihati kita. Akan ada perasaan berat, tertekan, juga kegalauan menyelimuti hati kita. Dan ini adalah suatu penyakit
Segala sesuatu yang busuk, jika tidak segera dibuang, maka pada saatnya nanti akan dibuang beserta wadahnya. Begitu pula dengan kita, jika kebencian itu tidak segera dibuang dari hati kita, maka kitalah yang akan dipinggirkan dari sekeliling kita.
Mungkin kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, harus kita sadari, bahwa pemberian itu, adalah juga hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah untuk sebuah kebebasan.
Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan hati.

Minggu, 04 September 2011

Fisika dalam Kitab Suci

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Quran, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbitnya atau garis edarnya masing-masing.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS Al-Anbiyaa: 33).
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS Yasin :38).
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Quran ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu kilometer per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex.
Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, seperti komet Halley juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini dinyatakan dalam Al Quran sebagai berikut: "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (QS Adz-Dzaariyat: 7).
Terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti.
Selama jutaan tahun masing-masing seolah 'berenang' sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Quran diturunkan manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer. Tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa 'dipenuhi lintasan dan garis edar' sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang diturunkan pada saat itu: karena Al Quran adalah firman Allah.

Jumat, 05 Agustus 2011

Tumis Cuciwis Bumbu Tauco

Sayuran ini sangat mudah dibuat. Cita rasa cuciwis yang renyah terasa pas dengan gurihnya daging udang dan aroma khas bumbu tauco.

Bahan:
250 g cuciwis, cuci bersih
150 g daging udang, cincang kasar
4 sdm minyak goreng
1 sendok sayur air
Bumbu:
5 siung bawang putih, cincang kasar
3 buah cabe merah, iris halus
1 sdm tauco
1 sdm saus tiram
1 sdt minyak wijen
1 sdm kecap asin
1 sdt gula pasir
1 sdt garam halus
Cara Membuat:
1.    Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga harum. Masukkan daging udang cincang, aduk hingga udang berubah warna.
2.    Tuang air, cabe merah, saus tiram, kecap asin, minyak wijen, gula pasir, dan garam, aduk rata. Masukkan cuciwius dan bumbu tauco. Masak hingga semua bahan matang. Angkat.
3.    Tuang ke dalam pinggan saji. Hidangkan hangat sebagai lauk.
Untuk 4 Porsi
Tips: Sayuran cuciwis bisa diganti dengan kailan, bok coy, kangkung atau brokoli.

Sabtu, 30 Juli 2011

Tips Bugar di Bulan Puasa

Puasa dalam definisi Islam adalah menahan makan, minum dan hawa nafsu dari waktu imsak hingga maghrib tiba dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Puasa Fardu Ain (puasa wajib) dilaksanakan selama bulan Ramadan yang berdurasi antara 29 hingga 30 hari.
Puasa paling tidak akan mengurangi asupan zat gizi, terutama kalori, sebanyak 20-30 persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh. Di negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi beberapa penyakit degeneratif.
Beberapa hasil penelitian ilmiah menunjukkan manfaat kesehatan puasa, antara lain dapat mengurangi resiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah).
Namun, perlu diperhatikan pula asupan makanan selama puasa agar tubuh tetap fit. Berikut ini beberapa tips soal makanan selama Ramadan:
1. Berbukalah dengan teh manis hangat, air putih yang tidak dingin atau terlampau panas dan makanan manis. Misalnya dengan jus buah-buahan yang tidak asam, seperti semangka atau alpukat. Kurma sangat dianjurkan untuk berbuka puasa.  Jangan berbuka dengan kopi atau minuman soda karena lambung Anda akan terasa perih.
2. Komposisi karbohidrat, protein dan sayuran harus pas, jangan pula terlalu banyak agar perut tidak terlalu kenyang.
3. Kurangi makanan yang berlemak dan berminyak.
4. Konsumsi buah-buahan dan sayuran.
5. Kunyah makanan perlahan-lahan. Pastikan makanan yang masuk ke dalam perut kita sudah dikunyah hingga halus sehingga kerja usus tidak terlalu berat.
6. Perbanyak minum air putih, setelah makan, sebelum sahur, sesudah sahur atau setelah salat Tarawih.
7. Berhentilah makan sebelum kenyang.
8. Lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Waktu yang baik untuk berolahraga di bulan puasa adalah di sore hari, sekitar satu jam sebelum waktu berbuka. Lakukan selama 15-30 menit sebanyak dua sampai tiga kali sepekan. (Sumber: Republika)

Kamis, 07 Juli 2011

kenapa udara sangat dingin ?

Mungkin Anda semua bertanya-tanya mengapa udara akhir-akhir ini terasa dingin sekali ? Apakah karena matehari sedang menghemat sinarnya karena beredar isu bahwa energi matahari akan habis? atau hal lain ? Mungkin ini salah satu jawaban ilmiah kenapa udara akhir-akhir ini terasa sangat dingin.
Senin (4/7/2011), Bumi akan berada pada jarak paling jauh dari Matahari, yakni 152.102.196 kilometer. Akibatnya, matahari akan tampak 3 persen lebih kecil dari biasanya. Namun, perbedaan ini tentu tidak tampak dengan mata telanjang. Posisi Bumi yang menjauhi matahari juga tidak memengaruhi cuaca Bumi.
"Perbedaannya mungkin tidak kentara, tetapi jelas dapat diukur," kata Mark Hammergen, astronom dari Adler Planetarium, Chicago, Amerika Serikat.
Jarak Bumi terhadap Matahari selalu berubah karena orbit Bumi tidak berbentuk lingkaran sempurna, tetapi elips. Fenomena ini dijelaskan secara detail untuk kali pertama dengan perhitungan matematika oleh astronom Jerman, Johannes Kepler, pada abad ke-17.
Bentuk elips memungkinkan Bumi berada pada posisi paling dekat dengan Matahari (disebut perihelion) dan posisi paling jauh (dikenal afelion).
Meskipun Bumi berada pada posisi lebih jauh dari Matahari, belahan Bumi bagian utara tetap merasakan musim panas. "Hal tersebut disebabkan oleh kemiringan Bumi yang memengaruhi musim," kata Hammergen. Saat ini, sumbu utara-selatan Bumi berada pada kemiringan 23,4 derajat.
Kebetulan, Kutub Utara tengah menghadap Matahari saat Bumi berada pada posisi afelion. "Artinya, siang akan lebih panjang daripada malam pada Bumi belahan utara," ucap Hammergen. (National Geographic Indonesia)

Rabu, 29 Juni 2011

Cinta Nggak Segampang Matematika

Kalau saja hidup ini segampang matematika, mungkin nggak banyak orang yang  akan terluka. Sepintas lalu  kayaknya kalimat ini pasti adanya cuma di sinetron, tapi  percaya deh kalimat ini memang terbukti  kebenarannya. Mungkin kamu bakal protes jika matematika –yang konon bisa bikin rambut  lurus jigrak-jigrak tanpa direbonding atau pake shampoo itu- menurutku “enggak susah”. Asalkan kita tahu rumus yang tepat,  sebenarnya soal-soal matematika tidak sengeri yang kita kira. Nah, bedanya dengan kehidupan kita : nggak ada rumus yang pasti tentang bagaimana cara membuat orang senang, alih-alih yang kita perbuat malah membuat orang bereaksi sebaliknya. Seperti kata pepatah, “Dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu” – sebenarnya kita toh benar-benar nggak tahu apa yang ada di dalam pikiran orang lain. Coba diingat-
ingat, pasti banyak kan dari kita pernah merasakan salah tingkah dan kebingungan menghadapi bermacam-macam polah tingkah orang lain? Rasanya badan jadi kaku dan dingin kaya diguyur air es dari langit. Kita merutuk dalam hati, andaikan ada rumus praktis (namun sayang, hidup bukanlah UMPTN) untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Jadi, matematika mungkin masih lebih gampang. Tapi kamu masih saja boleh  nggak sepakat, lho!
Kadang ini nggak ada hubungannya dengan jenis kelamin, namun tetap saja aku merasa bahwa diriku lebih rasional  dalam memandang hidup  dibandingkan dengan orang-orang lain. Bahkan memandang cinta sekalipun. Boleh jadi teman-temanku mengira aku adalah orang yang memandang  cinta dengan sinis; meskipun nggak benar seperti itu. Ada temenku yang bilang, “Udah dirasain aja apa  susahnya sih? Daripada
dipikir melulu”. Tapi aku tetep aja keukeuh untuk berpikir beberapa kali lagi, agar bisa jatuh cinta pada orang yang tepat. Karena  aku yakin bahwa jika kita jatuh cinta cuma bermodalkan perasaan dan hawa nafsu, kalau terjadi sesuatu yang buruk, rasanya pasti kaya kebanting ke lantai. Sakit. 
Bukan berarti aku nggak pernah jatuh cinta. Dulu aku pernah jatuh cinta ketika masih SMA. Aku inget banget waktu itu pas les komputer. Saat itu aku mengirim kartu dengan kalimat-kalimat romantis yang aku COPAS dari internet.  Akhirnya sewaktu hari pertama sekolah setelah liburan panjang semester ganjil. Aku bertemu dia. Wajahnya sudah merah saat melihatku. Temen-temen se-gank-nya sudah bersorak-sorak. Aku merasa aneh. Ada apa, ya? Ada yang kelepasan bilang, “Kamu suka sama si X, ya Sa?”
Pucet deh mukaku. Kok semua pada tahu ya?
Tanggapan si dia-yang-kucinta itu pun tampak dingin dan semakin menjauhiku sampai sekarang. Dia selalu menolak ajakan pertemananku di situs jejaring sosial. Padahal dulu pernah deket banget, kami sering diskusi mengenai pelajaran matematika, kimia, biologi dan fisika. Dia juga sering minta bantuanku pas lagi ada masalah dengan computer. Tapi ya mau bagaimana lagi, memang sudah resiko. Beberapa hari kemudian setelah kejadian  itu aku menyesal, kenapa juga kirim kartu seperti itu tanpa pikir panjang. Padahal  aku sebenernya cuma nulis “I Love U” doang. Nggak ada embel-embel “Maukah jadi pacarku” sama sekali, karena aku memang g punya apa-apa untuk modal pacaran. Ke sekolah aja yang jaraknya 8 km pake sepeda pancal sedangkan teman-temanku banyak yang pake sepeda motor. Kayaknya kejadian gini  cuma dialami oleh aku deh. Makanya pengalaman itu menjadi pegangan bagi aku untuk lebih bijaksana dalam memandang kehidupan ini. 
Bagiku, cinta itu memang misterius –dan  mungkin selamanya akan seperti itu. Kadang-kadang aku nggak pernah menemukan  alasan logis kenapa jatuh cinta bisa mengubah sikap orang seratus delapan puluh derajat.  Aku kenal seseorang yang sangat realistis tetapi tiba-tiba menjadi begitu melankolis ketika jatuh cinta, memandang senja dengan tatapan rindu, tersenyam-senyum  sendiri dalam perjalanan, dan rajin menyambangi kios bunga. Suatu kali dia mengeluh kepadaku bahwa pacarnya sangat cuek kepadanya. Tetapi buru-buru ia membuat pemakluman “Tapi nggak apa-apa, orang pisces kan emang biasanya gitu, kan?” Duh.., saya jadi khawatir kok bisa-bisanya orang serealistis dia bisa menghubung-hubungkan antara sifat dengan zodiak? Jika disuruh memilih, mungkin aku lebih suka hubungan pertemanan ketimbang percintaan –meski aku tahu bahwa suatu saat akupun pasti akan jatuh cinta (lagi). Kedengarannya klise, ya? Tapi aku punya alasanku sendiri kok! Sebenarnya ada perbedaan mendasar antara hubungan percintaan dengan hubungan pertemanan. Percintaan itu  dilandasi oleh rasa posesif (rasa ingin memiliki), sedangkan hubungan pertemanan didasari atas rasa saling percaya. Kamu boleh-boleh aja protes bahwa hubungan antar kekasih dilandasi atas rasa saling percaya. Tapi pasti kamu akan kesulitan untuk menerangkan dari mana datangnya rasa cemburu. Perasaan posesif itu yang kemudian melahirkan ritual wakuncar (waktu kunjung pacar) saban malam minggu. Coba deh, kamu pasti akan dicemberutin sama pacar kamu kalau malam minggu nggak “ronda” ke rumahnya. Rasa posesif yang berlebihan juga lah yang menjadi penyebab hubungan cinta jarak jauh akhirnya nggak berhasil. Bawaannya curiga dan cemburu melulu. Selalu aja bertanya, “Kamu lagi nggak sama siapa-siapa kan di sana?” Coba sekarang bandingkan dengan hubungan  teman. Kita kan nggak bisa protes bila sahabat kita memiliki sahabat lain selain kita? Itu hak-hak dia dong punya sahabat lain selain kita. Hubungan pertemanan juga menghasilkan sebuah ikatan unik yang menyebabkan kita bisa mengobrol akrab dengan teman kita yang mungkin sudah lama nggak kita jumpai. Pokoknya nyambung aja gitu. Nggak ada sama sekali perasaan cemburu. Mungkin ada sedikit perasaan dongkol, namun tetap nggak menjadikan kamu memutuskan hubungan dengannya sebagai seorang teman, bukan?  Kalau dengan pacar, jarang ketemuan, bisa-bisa dieleminasi deh!
Jadi, nggak salah bukan bila aku akhirnya lebih merasa hubungan antar teman lebih berharga daripada hubungan dengan kekasih. Banyak orang-orang spesial yang kujadikan sahabat, karena semata-mata aku meletakkan posisi sahabat lebih tinggi daripada kekasih. So.., jika suatu kali kamu menyatakan  perasaanmu kepada orang lain, dan ditanggapi dengan jawaban “Lebih baik kita  jadi teman saja, ya?”, seharusnya kamu
malah merasa lebih terhormat, dong.
Aku sedang sibuk menyelidiki misteri tentang cinta (kayak judul lagu, ya?). Cinta itu sebenernya nggak pernah memberi lebih. Bahkan nggak jarang cinta merenggut apa yang kita punyai : waktu, tenaga, pikiran, uang, dan masih  banyak lagi. Tetapi cinta membuat hidup kita lebih berharga. Sedikit yang diberikan oleh orang yang kita cintai terasa berharga. Kekasih kita menjadi sedemikian cantiknya, hingga Alisya Soebandono pun lewat. Orang lain akan menganggap kita gila. Kok bisa ya, cuma dibelikan semangkuk bakso saja senengnya selangit? Tapi orang yang kasmaran itu pasti menganggap cinta itu enak gila…
Dalam operasi matematika, cinta itu  adalah hubungan perkalian. Ahli-ahli kimia bilang cinta itu adalah katalisator. Dengan satu ucapan yang menghibur dari orang yang kita cintai, hati kita bisa melambung hingga ke negeri antah-berantah. Tetapi satu bentuk kekecewaan yang dilakukan oleh orang yang kita cintai pada kita, duh sakitnya pasti akan membekas sampai lama. Kita bisa jadi sangat terhibur karena cinta, namun sebaliknya
bisa juga menjadi sangat tersakiti oleh cinta. Menyedihkan sekali, bukan? Aku hanya bisa mengatakan, tanpa cinta pun hidup kita sudah membingungkan. Ini juga didukung oleh Hukum Termodinamika II, yang berbunyi entropi selalu positif, yang artinya : alam  termasuk manusia akan cenderung menuju ke arah ketidakaturan. So, sebenarnya tidak ada masalah dalam hidup, asalkan kita bisa mengendalikannya. Cinta nggak pernah bersalah kok! Baik-buruknya kualitas cinta itu tergantung pada kita, gimana cara kita menjalaninya. Pengalaman dan kegagalan yang dulu kan bisa menjadi cermin bagi kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Bagaimanapun juga, yang memisahkan antara kegagalan dan kesuksesan adalah usaha. Yah, tapi kita memang harus memulainya. Dan untuk itu modalnya cuma satu. Nyali. Nah, apakah kamu punya?
Apabila kita bertaruh untuk merasakan cinta dalam hidup kita, menurutku pilihan untuk mencoba jatuh cinta lagi tidaklah terlalu buruk.  Asyik sekali mengetahui dan belajar dari pengalaman orang lain  tanpa harus mencari apalagi membayar. Bukan hanya satu-dua orang saja yang bercerita tentang pengalaman cintanya lho. Meskipun kadang aku nggak benar-benar bisa menyelesaikan masalah dan bahkan merasakan perasaan mereka –karena bagaimanapun juga aku bukan orang yang benar-benar mengalami kejadian yang sama– tetapi dengan menjadi pendengar pun sudah cukup bagi mereka. Beberapa kali aku  malah berbuat terlalu jauh dalam hubungan percintaan orang lain. 
Meskipun hingga saat ini aku secara pribadi nggak begitu sepakat dengan pacaran –terutama cara pacaran remaja akhir-akhir ini yang kayaknya makin syuerem deh.., tetapi aku sama sekali nggak menentang cinta.  Cinta itu ibarat vitamin C. Bikin semangat dan memandang hidup jauh lebih baik. Cinta melahirkan sentuhan emosi yang bertingkat-tingkat pada simbol-simbol tertentu (contoh: bunga, warna pink, dll) –sesuatu
yang dulu tidak kupahami.
Kata Mas Guruh Soekarno Putra : Mahadaya Cinta!! Rugi kalau nggak pernah jatuh cinta!   Seperti dalam sebuah lirik sebuah lagu “love doesn’t have to hurt”: cinta nggak boleh saling menyakiti, menekan, apalagi memaksa. Ini berlaku untuk kedua belah pihak lho. Kamu nggak boleh menuntut orang yang kau cintai untuk memperhatikanmu terus-terusan, di lain pihak kamu juga nggak  boleh menuntut dirimu untuk terus-terusan
memaklumi orang yang kau cintai jika ia berkali-kali melakukan kesalahan yang sama. Cinta itu tetep ada batasnya. Kadang-kadang sebuah hubungan akan lebih baik jadinya apabila kita nggak berhubungan.
 Bisa jadi hingga akhir orang tidak akan pernah tahu misteri cinta. Mungkin pada saat rumus-rumus matematika telah terungkap semuanya, cinta masih berenang-renang dengan anggunnya di area ketidaktahuan dalam pikiran manusia dan orang-orang masih ramai membicarakannya. Namun mungkin itu lebih baik. Karena orang-orang akan selalu penasaran, bertanya, mencari, dan merasakan cinta. Cinta memang mungkin selamanya nggak akan lebih gampang daripada matematika. Tetapi bila kita bisa memperlakukan dengan bijaksana, cinta pasti akan jauh lebih menyenangkan ketimbang matematika.
Kamu sepakat?

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons